Pelatihan Formulasi Pakan dan Pemasaran Era Pandemi COVID-19 Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Koi “Garum Koi Community (GKC)” di Kota Blitar Jawa Timur

Tim RG Enfishmo bersama anggota Garum Koi Community (GKC) Blitar

Blitar, 3 November 2020. Di Kecamatan Garum Kota Blitar, RG ENFISHMO diminta oleh Garum Koi Community (GKC) untuk memberikan materi pelatihan tentang pembuatan pakan untuk meningkatkan produksi ikan hias yaitu koi. Ikan koi adalah komoditas unggulan ikan hias di wilayah Kota Blitar. Selain pelatihan tentang formulasi pakan, anggota RG ENFISHMO juga memberikan pelatihan tentang manajemen kualitas air dan penggunakan probiotik pada budidaya ikan koi. Peserta dari GKC sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut. Meskipun jumlah anggota yang hadir dibatasi mengingat penerapan protocol Kesehatan pandemic COVID 19. Diharapkan anggota GKC dapat menularkan ilmu yang telah didapatkan kepada anggota lain yang belum berkesempatan hadir pada acara tersebut.

Terdapat tiga materi yang disampaikan oleh anggota RG ENFISHMO. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Yunita Maimunah, S.Pi., M.Sc dengan judul “Strategi Formula Pakan Ikan Koi”. Dr. Yunita Maimunah, S.Pi., M.Sc menjelaskan tentang formulasi pada pakan ikan koi yang dapat mempercepat pertumbuhan dan kemunculan marking pada tubuh ikan. Selain itu juga beliau menyampaikan formulasi dan tata cara pembuatan pakan mandiri dengan bahan – bahan alami kepada para pembudidaya yang tergabung kedalam Garum Koi Community (GKC). Dr. Yunita Maimunah, S.Pi., M.Sc menyampaikan bahwa “Ikan akan tumbuh dengan baik pada pakan yang mengandung 20 – 30% protein, dimana 7 sampai 10% proteinnya berasal dari sumber hewani”. Selain itu Dr. Yunita Maimunah, S.Pi., M.Sc juga menyampaikan dengan penambahan bahan tepung spirulina pada formulasi pakan selain mengandung karoten juga mangandung xantofil dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Sedangkan penambahan tepung kepala udang pada formulasi pakan hanya mengandung xantofil. Sehingga pemberian pakan Spirulina memberikan efek yang lebih besar terhadap peningkatan kecerahan warna pada tubuh ikan”. Salah satu faktor yang mempengaruhi tampilan warna pada ikan adalah konsentrasi kromatofor yang terdapat pada jaringan kulitnya. Semakin tinggi konsentrasi kromatofornya maka cenderung semakin cerah warnanya.

Pada materi yang kedua disampaikan oleh Dr. Asus Maizar Suryanto Hertika, S.Pi., MP dengan judul Manajemen Kualitas Air. Dr. Asus Maizar Suryanto Hertika, S.Pi., MP menyampaikan bahwa “manajemen kualitas air memegang peranan yang sangat penting dalam proses budidaya ikan, baik untuk ikan dengan kebutuhan konsumsi maupun untuk ikan hias. Tujuan utama dari manajemen kualitas air budidaya adalah: Peningkatan Produksi Ikan / benih Ikan; Pencegahan terhadap penyakit; Peningkatan efisiensi dalam budidaya; Sustainabilitas dalam budidaya; Turut menjaga lingkungan perairan (resiko kerusakan). Adapun bebrapa parameter kualitas air yang perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha budidaa ikan adalah: Parameter Fisik (Kecerahan & Suhu); Parameter Kimia (Oksigen Terlarut, pH, NH3, H2S, NO2, & logam Berat) serta Parameter Biologi (Plankton, Hama dan Penyakit). Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang penting. Ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Secara umum, suhu yang optimal untuk pembudidayaan ikan adalah 28 – 30oC, perubahan suhu yang mendadak sebesar 5oC dapat menyebabkan ikan stress”.

Dr. Asus Maizar Suryanto Hertika, S.Pi., MP juga menjelaskan tentang plankton, mengingat pada saat survey ke lokasi sebelum pelaksanaan pelatihan terdapat keluhan oleh para pembudidaya ikan koi yang tergabung di dalam komunitas Garum Koi Community (GKC). Menurut pemaparan materi oleh Dr. Asus Maizar Suryanto Hertika, S.Pi., MP tentang plankton adalah Plankton secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu Fitoplankton (Chlorella, Scenedesmus) dan Zooplankton (Daphnia, Moina, artemia dll). Apabila jumlah kelimpahan plankton terlalu berlebihan atau terlampau padat (blooming) maka akan mepengaruhi kualitas air yang lainnya terutama ketersediaan oksigen terlarut di perairan. Oleh sebab itu para pembudidaya juga harus memperhatikan keberadaan dan jumlah kelimpahan daripada plankton yang terdapat pada kolam – kolam budidaya ikan koi yang mereka miliki. Beliau juga menyampaikan tata cara pencegahan dengan mengontrol jumlah pemberian pupuk, jumlah dosis pupuk harus sesuai, dilakukan pengenceran bila plankton terlalu padat.

Pada materi ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS dengan judul Peranan Probiotik Dalam Budidaya. Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS “Penggunaan probiotik sebagai upaya untuk memperbaiki lingkungan budidaya  dan menekan penyakit ternyata terbukti dapat membantu mengatasi sebagian masalah dalam budidaya. Dengan menerapkan teknologi probiotik ke dalam kolam terbukti dapat mengurangi penggunaan desinfektan, antiseptik maupun antibiotik. Sehingga IKAN  hasil budidaya menjadi semakin aman untuk dikonsumsi. Yang termasuk dalam kelompok organisme probiotik antara lain: Cyanobacter (blue green algae), Bakteri pengurai (Bacillus, Lactobacillus), Bakteri denitrifikasi (B. licheniformis), Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas, Nitrobacter), Bakteri Fotosintetik (PSB), Fungi (Saccharomyces), Actinomycetes Microalgae (Chlorella, Tetraselmis). Dalam 1 produk bisa terdiri dari hanya 1 jenis atau gabungan dari dua jenis atau lebih”. Adapaun fungsi pribiotik menurut Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS adalah sebagai berikut: Memperbaiki kualitas air dengan cara menurunkan kandungan bahan organik yang berasal dari kotoran udang/ikan, sisa pakan, plankton dan organisme lain yang mati; Menurunkan / mengurangi bahan beracun seperti amonia, nitrit, H2S; Menekan perkembangan bakteri pathogen (seperti vibrio); Menghasilkan enzym yang dapat membantu pencernaan pada ikan (bila diberikan melalui oral) dan meningkatkan sistem kekebalan pada ikan.”

Pada pembahasan lebih lanjut Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS juga menyampaikan tata cara aplikasi produk probiotik pada usaha budidaya ikan melalui beberapa metode antara lain:
Melalui lingkungan (air dan dasar kolam) dengan tujuan :

  • Untuk memperbaiki lingkungan (menguraikan bahan organik, menyerap/menetralkan senyawa beracun ammonia, nitrit, H2S)
  • Untuk menstabilkan plankton (menghasilkan senyawa anorganik yang diperlukan plankton)
  • Untuk menekan bakteri merugikan (Vibrio)

Melalui pakan (oral) dengan tujuan :

  • Menghasilkan enzym untuk membantu pencernaan
  • Menghasilkan nutrisi yang esensial
  • Keseimbangan microflora dalam usus untuk menekan perkembangan bakteri merugikan
  • Untuk meningkatkan sistem kekebalan

Penerapan Probiotik Pada Persiapan Dasar (Kolam Tanah): Setelah pembersihan lumpur (kotoran organik) biasanya dilakukan penjemuran dasar untuk jangka waktu tertentu. Pengeringan tidak boleh terlalu kering (berdebu) karena akan mematikan mikroorganisme (termasuk bakteri menguntungkan) kecuali bila ada kasus penyakit. Sebelum pengisian air diberikan bakteri probiotik secukupnya untuk membantu menghilangkan racun H2S dan Amoniak yang masih ada di tanah dasar. Dosisnya 20 liter per ha (diencerkan dengan air hingga 2%).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *